LAPORAN PENDAHULUAN
TETANUS NEONATORUM
A.
Definisi :
ü
Tetanus adalah penyakit toksemia
akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani (Kapita selekta Kedokteran, 2000)
ü
Tetanus adalah manifestasi sistemik
yang disebabkan oleh absorbsi eksotoksin sangat kuat yang dilepaskan ole
clostridium tetani pada masa pertumbuhan aktif dalam tubuh manusia.
ü
Tetanus adalah suatu penyakit akut
yang disebabkan oleh clostridium tetani yang menghasilkan exotoksin
B.
Masalah Keperawatan dan Masalah
Kolaborasi
Masalah
keperawatan
1.
Tidak efektifnya jalan napas.
2.
Resiko gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
3.
Resiko tinggi injury
4.
Kecemasan
5.
Resiko kuranngnya volume cairan
|
Masalah
kolaborasi
Potensial
komplikasi :
1.
Asfiksia
2.
Ateletaksis
3.
Fraktur kompresi
|
C.
Pemeriksaan diagnostik
1.
Pemeriksaan fisik: adanya luka dan
ketegangan otot yang khas terutama pada rahang.
2.
Pemeriksaan darah: kalsium dan
fosfat.
D.
Diagnosa Keperawatan
1.
Tidak efektifnya kebersihan jalan
napas berhubungan dengan meningkatnya produksi sekret / mukus kerena spasme
otot laring.
2.
Resiko gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekakuan otot – otot rahang dan kesukaran
menelan.
3.
Resiko tinggi terjadi injury
berhubungan dengan epistotonus, aktifitas kejang.
4.
Kecemasan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit anaknya.
5.
Resiko kurangnya volume cairan
berhubungan dengan intake cairan yang kurang
E.
Intervensi Keperawatan
1.
Diagnosa Keperawatan 1: Tidak
efektifnya kebersihan jalan napas berhubungan dengan meningkatnya produksi
sekret / mukus kerena spasme otot laring.
Tujuan : anak akan memperlihatkan
jalan napas yang efektif dengan kriteria : napas lancar.
Intervensi
:
a.
Kaji status pernapasan, seperti:
kedalama, frekuensi, irama, kerja otot-otot pernapasan, tiap 2 – 4 jam atau sesuai
protokol.
b.
Auskultasi bunyi napas: ronchi dan
bunyi tambahan.
c.
Lakukan csuction / penghisapan
lendir dengan hati- hati dan pasti.
d.
Kolaborasi pemberian O2 sesuai
program terapi.
2.
Diagnosa Keperawatan 2 : Resiko
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekakuan otot –
otot rahang dan kesukaran menelan
Tujuan
: Nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.
Intervensi:
a.
Kaji status nutrisi.
b.
Observasi dan catat intake makanan
dan output.
c.
Kaji bising usus bila perlu dan
hati hati karena sentuhan pada anak bisa menyebabkan kejang.
d.
Berikan nutrisi yang tinggi kalori
dan protein.
e.
Timbang BB sesuai dengan protokol.
f.
Kolaborasi dalam pemberian nutrisi
parenteral dan NGT bila diperlukan.
3.
Diagnosa Keperawatan 3 : Resiko
tinggi terjadi injury berhubungan dengan epistotonus, aktifitas kejang.
Tujuan
: tidak terjadi injury pada anak dengan
kriteria kejang (-), epistotonus (-)
Intervensi
:
a.
Pasang pengaman / penghalang tempat
tidur.
b.
Tempatkan anak pada tempat tidur /
pengalas yang lembut.
c.
Kaji stimulus yang dapat
menyebabkan kejang.
d.
Minimalkan hal- hal yang bisa
meningkatkan rangsangan kejang: suara, sianr yang terang, sentuhan yang
berlebih.
e.
Anak harus diistirahatkan dan
tempatkan pada ruangan khusus.
f.
Antisipasi prosedur yang dapat
merangsang untuk terjadinya kejang.
g.
Hindarkan / singkirkan benda yang
dapat membahayakan anak.
h.
Pasang sudip lidah jika terjadi
kejang pada anak.
i.
Posisikan anak dengan posisi miring
ke samping saat anak kejang untuk mencegah lidah jatuh kebelakang yang dapat
menyebabkan obstruksi jalan napas.
j.
Jangan gunakan restrain pada anak.
k.
Catat aktifitas kejang: frekuensi,
lamanya, faktor pencetusnya.
l.
Pantau pernapasan selama kejang,
buka baju yang dapat mengganggu saat kejang.
m. Kolaborasi
dalam pemebrian obat-obatan: antikejang dan antibiotik.
4.
Diagnosa keperawatan 4 :Kecemasan
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit anaknya.
Tujuan : mengurangi rasa cemas pada orang tua dengan
meningkatkan pengetahuan orang tua.
Intervensi :
a.
Gunakan komunikasi dan sentuhan
yang terapeutik.
b.
Jelaskan tentang semua prosedur
yang akan dilakukan.
c.
Jelaskan tentang aktifitas kejang
yang terjadi pada anak dan hal-hal yang dapat merangsang kejang: suara,
sentuhan- sentuhan, sinar lampu yang sangat terang.
d.
Jelaskan tentang penanganan tentang
penanganan kejang untuk menghindari injury seperti pasang sudip lidah,
miringkan kesamping untuk drainage.
e.
Jelaskan perlunya lingkungan yang
tenang.
f.
Jelaskan perawatan yang perlu
dilakukan oleh ortu pada anak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
g.
Ajarkan orang tua untuk
mengekspresikan perasaannya tentang keadaan anaknya.
5.
Diagnosa Keperawatan 5 : Resiko
kurangnya volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang kurang
Tujuan
: status hidrasi anak meningkat.
Intervensi
:
a.
Kaji intake dan output.
b.
Kaji tanda- tanda dehidrasi : ubun
– ubun , membran mukosa dan turgor kulit.
c.
Berikan dan pertahankan intake cairan
oral / perparenteral sesuai indikasi.
d.
Monitor berat jenis urine.
e.
Pertahankan kepatenan NGT.
BUKU SUMBER:
Fakultas Kedokteran UI, 2000, Kapita Selekta Kedokteran edisi III
jilid 2, Jakarta: Medi Aesculapius.
Ngastiyah, Perawatan
Anak Sakit, Jakarta: EGC
Suriadi
dan Rita Yuliani, 2001, Asuhan
Keperawatan pada Anak, Jakarta: CV. Sagung Seto
No comments:
Post a Comment