LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS
A.
PENDAHULUAN
Ada banyak sekali penyakit yang
menyerang kulit manusia, salah satunya adalah dermatitis. Dermatitis merupakan
sebuah kelainan kulit dengan gejala subyektif rasa gatal. Penyakit ini biasanya
ditandai dengan ruam yang polimorfi dan umumnya berbatas dengan tegas. Kulit
tampak meradang dan iritasi. Peradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang
paling sering terkena adalah tangan dan kaki.
Penyakit
dermatitis ini memang tidak pandang bulu, semua orang baik tua maupun muda
“berpeluang” terkena penyakit ini. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa
anak anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus,
eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang
akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini
dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.
B. PENGERTIAN
Dermatitis adalah suatu peradangan menahun pada lapisan atas
kulit yang menyebabkan rasa gatal. Pada umumnya Dermatitis juga disertai dengan
tanda-tanda seperti terbentuknya bintik yang berisi cairan (bening atau nanah)
dan bersisik.
Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang
biasanya tidak mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat seseorang
merasa tidak nyaman dan percaya diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan
dapat membantu mengobati penyakit dermatitis.
Dermatitis adalah istilah umum yang
menggambarkan suatu peradangan pada kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik
dan dermatitis atopik
(eksim).
Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan terjadi dalam
berbagai bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak, memerah
dan kulit gatal.
Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai
gangguan yang semua mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa jenis dermatitis
hanya mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat
terjadi di mana saja. Beberapa jenis dermatitis memiliki penyebab yang
diketahui, sedangkan yang lainnya tidak. Namun, penyakit dermatitis
selalu berhubungan dengan kulit yang bereaksi terhadap kekeringan berat,
menggaruk, zat iritasi, atau alergen. Biasanya, substansi yang datang dalam
kontak langsung dengan kulit, tetapi kadang-kadang substansi juga datang karena
ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua kasus, menggaruk terus menerus
atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan kulit.
C. GEJALA
Dimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan
pasien adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda
kemerahan pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut,
tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah
lain.
Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau
keropeng. Pada orang kulit putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah
muda lalu berubah menjadi cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih
gelap, eksim akan mempengaruhi pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak
lebih terang atau lebih gelap.
Dermatitis
Atopik : Bisa terjadi pada bayi yang disebut eksim susu. Timbul disekitar pipi
dan bibir. Sedang pada anak dapat dijumpai didaerah lipatan siku . Dermatitis
Kontak : Pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai bisa terkena dermatitis
kontak karena popok terlalu lembab dan kontak langsung dengan air kemih
berjam-jam sehingga timbul gejala kemerahan pada lipatan paha dan pantat.
Dermatitis Numularis Gejala pada kulit tampak bulat seperti uang logam,
kemerahan, bengkak dan berisi cairan dan penderita merasa sangat gatal
D. PENYEBAB
Penyebab dari eksim sebenarnya belum diketahui dengan pasti,
namun beberapa ahli mencurigai eksim berhubungan dengan aktifitas daya
pertahanan tubuh (imun) yang berlebihan. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami
reaksi berlebihan terhadap bakteri atau iritan yang sebenarnya tidak berbahaya
pada kulit. Oleh karena itu, eksim banyak ditemukan pada keluarga dengan
riwayat penyakit alergi atau asma.
Tiap – tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda. Ada orang yang setelah
memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada pula
yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala yang timbul
pun bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang dominan, ada
pula yang sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga bisa
menjadi pencetus timbulnya eksim. Stress yang dialami penderita akan membuat
gejala menjadi lebih buruk.
Meskipun penyembuhan eksim sangat sulit dilakukan, namun pada
banyak kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan
pengobatan yang tepat dan menghindari iritan/alergen yang menyebabkan eksim.
Perlu diingat, penyakit ini tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu
orang ke orang yang lain.
E. PATOFISIOLOGI
1.
Dermatitis Kontak
Terdapat
2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan kulit
yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.
a.
Dermaitis Kontak
Iritan :
Kulit berkontak dengan zat
iritan dalam waktu dan konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas.
Paparan ulang akan menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut
skin hardering.
b.
Dermatitis Kontak
Alergik :
Batas tak tegas. Proses yang
mendasarinya ialah reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi
tidak tertutup kemungkinan di daerah lain.
2.
Dermatitis Atopik
Bersifat
kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi infeksi sekunder. Riwayat
stigmata atopik pada penderita atau keluarganya.
3.
Dermatitis
Numularis
Kelainan
terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter
bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila
kering membentuk krusta. bagian tubuh
4.
Dermatitis Statis
Akibat
bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar.
Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke
jaringan dan terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan
rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan
timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah berubah menjadi hemosiderin.
Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama. Bila berlangsung lama, edema diganti
jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam
5.
Dermatitis
Seiboroika
Merupakan
penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau
kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.Tempat kulit
kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal,
ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum.Pada kulit kepala
terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah
disebutpytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut. Lesi dapat menjalar
ke dahi, belakang telinga, tengkuk, serta oozing (membasah), da menjadi
nkeadaan eksfoliatif generalisata. Pada bayi dapat terjadi eritroderma
deskuamativa atau disebut penyakit Leiner.
F. FASE PENYAKIT DERMATITIS
Ada dua fase yang biasanya dialami
oleh penderita dermatitis. Pertama,Fase anak, fase ini dimulai dengan munculnya
dermatitis sub akut. Jenis dermatitis ini cenderung lebih kering. Dermatitis
ini sering muncul di lipat siku/lutut. Kedua, Fase dewasa, fase ini
disertai dengan munculnya hiperpigmentasi (kelebihan pigmen pada kulit yang
bisa menyebabkan warna hitam pada bekas luka yang terinfeksi), hiperkeratosis dan
likenifikasi (penebalan kulit dan bertambah jelasnya garis-garis normal kulit).
Untuk
mencegahnya penyakit ini ada beberapa macam cara penanganan diantaranya
adalah pemeriksaan hispatologi (lesi akut,kronik) dan melakukan serangkaian uji
tusuk dan tempel (reaksi positif setelah 24 – 48 jam).
G. FAKTOR RISIKO
Seringkali
terjadi pada penderita rinitis alergika atau penderita asma dan pada
orang-orang yang anggota keluarganya ada yang menderita rinitis alergika atau
asma. Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis atopik :
- Stres emosional.
- Perubahan suhu atau kelembaban udara.
- Infeksi kulit oleh bakteri.
- Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).
- Pada beberapa anak-anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis .
H. KOMPLIKASI
Dapat
terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa bintik-bintik yang
mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga penderita
mengalami demam dan lesu.
I.
BAGAIMANA
DERMATITIS TERJADI ?
Dermatitis
mungkin merupakan reaksi singkat untuk substansi. Dalam kasus seperti itu dapat
menghasilkan gejala-gejala, seperti gatal dan kemerahan, hanya beberapa jam
atau hanya satu atau dua hari. Dermatitis kronis bertahan selama jangka waktu
tertentu. Tangan dan kaki sangat rentan terhadap dermatitis kronis, karena
tangan sering kontak dengan zat-zat asing dan kaki berada di bagian bawah yang
kondisinya hangat lembab sehingga penggunaan kaus kaki dan sepatu dapat
mendukung pertumbuhan jamur.
Dermatitis
kronis dapat mewakili salah satu kontak, jamur, atau penyakit kulit lainnya yang tidak cukup di
diagnosis atau diobati, atau mungkin salah satu dari beberapa kelainan kulit
kronis yang tidak diketahui asalnya. Karena dermatitis kronis menghasilkan
retak dan lecet di kulit, semua jenis dermatitis kronis dapat menyebabkan
infeksi bakteri. Terdapat berbagai jenis penyakit
dermatitis,
namun dermatitis kontak dan dermatitis atopik merupakan jenis yang paling
sering ditemukan.
J. PENCEGAHAN
- Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka hindarilah faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang
- Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah
- Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat
- Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Jaga kelembaban kult dengan cara menghndari perubahan suhu.
- Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
- Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Laboratorium
a.
Darah : Hb,
leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin
b.
Urin : pemerikasaan
histopatologi
2.
Penunjang :
pemeriksaan histopatologi
L. PENGOBATAN
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal
untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal,
lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih
lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti
saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban
kulit. Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.
- Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit.
- Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit).
- Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.
- Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.
M. JENIS – JENIS DERMATITIS
Jenis penyakit yang sering disebut dengan eksim oleh
kebanyakan orang ini, mempunyai beberapa jenis diantaranya dermatitis seboroik
, dermatitis atopik
(eksim)
dan dermatitis kontak.
1. DERMATITIS KONTAK
Dermatitis
kontak adalah
inflamasi pada kulit yang terjadi karena kulit telah terpapar oleh bahan yang
mengiritasi kulit atau menyebabkan reaksi alergi. Dermatitis kontak akan
menyebabkan ruam yang besar, gatal dan rasa terbakar dan hal ini akan bertahan
sampai berminggu-minggu. Gejala dermatitis kontak akan menghilang bila kulit
sudah tidak terpapar oleh bahan yang mengiritasi kulit tersebut.
Dermatitis
dibagi menjadi 2 :
a. Dermatitis Kontak Iritan ( DKI )
Dermatitis
kontak iritan dicetuskan dari paparan ke bahan yang toksin atau iritatif ke
kulit manusia, dan tidak disebabkan reaksi alergi. DKI terjadi seringkali
karena paparan sabun dan deterjen
·
Epidemiologi dan
etiologi
Dermatitis
kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras,
dan jenis kelamin. Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang
bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam,
alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh
ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan iritan
tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu : lama
kontak, kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi menyebabkan
kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis. Suhu dan
kelembaban lingkungan juga ikut berperan.
Faktor
individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan,
·
Gejala klinis
dermatitis
kontak iritan juga ada dua macam yaitu dermatitis kontak iritan akut dan
dermatitis kontak iritan kronis. Dermatititis kontak iritan akut Penyebabnya
iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau panas,
eritema, vesikel, atau bula. Dermatitis kontak iritan kronis ialah dermatitis
iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan lembah yang
berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban
rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun, pelarut, tanah,
bahkan juga air).
·
Pengobatan
Upaya
pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan
pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimiawi.
b. DERMATITIS KONTAK ALERGI (DKA)
Dermatitis
kontak alergi adalah reaksi kekebalan tubuh yang terjadi pada seseorang yang
terlalu sensitif terhadap bahan kimia tertentu. Pada DKA, peradangan mungkin
belum terjadi sampai 24 ? 36 jam jam setelah kontak dengan bahan kimia
tersebut. Bentuk alergi berbeda dari satu orang ke orang lain. Dermatitis
kontak biasanya hanya terjadi di tempat yang berkontak langsung dengan allergen
Gejala
dan tanda dematitis kontak antara lain:
-
Bintik-bintik atau
benjolan kemerahan
-
Gatal dan bengkak
-
Keluar cairan dari
kulit yang terkena atau timbul lenting-lenting dan bula pada kasus yang berat
-
Kemerahan atau
lenting pada kulit terbatas pada area yang terkena saja
·
Epidemiolgi Dan
Etiologi
Bila
dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis
kontak alergik lebih sedikit. Penyebab dermatitis kontak alergik adalah
alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari
500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi
oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya penetrasi di
kulit
·
Gejala Klinis
-
Tangan. Kejadian
dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling sering di tangan, misalnya
pada ibu rumah tangga. Demikian pula kebanyakan dermatitis kontak akibat kerja
ditemukan di tangan. Sebagian besar memang oleh karena bahan iritan. Bahan
penyebabnya misalnya deterjen, antiseptik, getah sayuran/tanaman, semen, dan
pestisida.
-
Lengan. Alergen
umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam tangan (nikel), sarung
tangan karet, debu semen, dan tanaman.
-
Wajah. Dermatitis
kontak pada wajah dapat disebabkan oleh bahan kosmetik, obat topikal, alergen
yang di udara, nekel (tangkai kaca mata). Bila di bibir atau sekitarnya mungkin
disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan. – Leher. Penyebanya
kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum, alergen di
udara, zat warna pakaian.
-
Badan. Dermatitis
kontak di badan dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna, kancing logam, karet
(elastis, busa), plastik, dan detergen.
-
Genitalia.
Penyebabnya dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita, dan
alergen yang ada di tangan.
-
Paha dan tungkai bawah.
Dermatitis di tempat ini dapat disebabkan oleh pakaian, dompet, kunci (nikel)
di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (misalnya anestesi lokal, neomisin,
etilendiamin), semen, dan sepatu.
·
Pengobatan
Hal yang
perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya pencegahan
terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit
yang timbul dan pemberian obat Kortikosteoroid untuk mengatasi peradangan.
2. DERMATITIS
SEBOROIK
Dermatitis
Seboroik (Seborrhoeic Dermatitis, Seborrheic Dermatitis) merupakan peradangan
permukaan kulit berbentuk lesi squamosa (bercak disertai semacam sisik),
bersifat kronis, yang sering terjadi di area kulit berambut dan area kulit yang
banyak mengandung kelenjar sebasea ( kelenjar minyak, lemak ), seperti kulit
kepala, wajah, tubuh bagian atas dan area pelipatan tubuh (ketiak,
selangkangan, pantat).
·
Angka Kejadian
Prevalensi
Dermatitis Seboroik diperkirakan sekitar 3-5 %. Jika ketombe yang merupakan
Dermatitis Seboroik ringan ditambahkan, angka kejadian mencapai 15-20 %.
Dermatitis Seboroik dapat dialami oleh semua ras.
Berdasarkan
usia, Dermatitis Seboroik dapat terjadi pada semua umur, terutama usia pubertas
hingga usia 40 tahun. Pada bayi, Dermatitis Seboroik kerap dijumpai di area
kepala dan pelipatan tubuh. Berdasarkan jenis kelamin, Dermatitis Seboroik
sedikit lebih banyak dialami pria ketimbang wanita.
·
Penyebab
Penyebab
Dermatitis Seboroik hingga kini belum diketahui secara pasti. Faktor-faktor
yang diduga sebagai penyebab Dermatitis Seboroik, antara lain: infeksi jamur Malassezia
ovale, faktor imunologi, iklim, genetik, lingkungan, hormonal, dan
aktifitas kelenjar sebasea yang berlebihan.
Selain
itu, beberapa obat-obat tertentu diduga memicu terjadinya Dermatitis Seboroik,
seperti: auranofin, aurothioglucose, buspirone, chlorpromazine, cimetidine,
ethionamide, griseofulvin, haloperidol, interferon alfa, lithium, methoxsalen,
methyldopa, phenothiazines, psoralens, stanozolol, thiothixene, dan trioxsalen.
·
Gejala
Dermatitis
Seboroik relatif mudah dikenali karena tandanya yang khas, yakni dijumpainya
krusta (bercak disertai semacam sisik) berminyak.
Gejala Pada Bayi:
-
Di area kepala
(bagian depan dan samping) ditandai: krusta tebal, pecah-pecah, berwarna
kekuningan dan berminyak. Tanda ini disebut cradle cap karena bentuknya yang
mirip topi menutupi kulit kepala.
-
Di bagian tubuh
yang lain, ditandai: ruam berwarna kemerahan, merah kekuningan, dengan krusta
berminyak yang menutupi permukaannya.
Gejala Pada Dewasa:
-
Keluhan gatal
-
Peradangan pada
area seboroik dengan gambaran berbagai bentuk lesi, berwarna kemerahan atau
kekuningan disertai dengan adanya skuama, krusta, basah berminyak, dan bisa
juga kering.
-
Residif (mudah
kambuh) dan bersifat kronis. Diduga behubungan dengan faktor stress, kelelahan,
sinar matahari dan iklim.
·
Pengobatan
Pada
dasarnya, pengobatan Dermatitis Seboroik ditujukan untuk menghilangkan
penyebabnya, jika penyebabnya diketahui, dan untuk meredakan gejalanya.
-
-
Obat Minum (
sistemik ):
ü Antihistamin
untuk meredakan gatal dan reaksi alergi, misalnya: Loratadine 10 mg, Cetirizine
10 mg atau antihisamin golongan lainnya.
ü Steroid,
digunakan pada Dermatitis Seboroik yang berat. Pada pemakaian jangka lama,
steroid digunakan secara tappering down, yakni dosis obat diturunkan
secara bertahap dan berkala.
ü Antibiotika,
digunakan jika Dermatitis Seboroik disertai infeksi sekunder oleh kuman akibat
garukan, gesekan, dan lain-lain.
-
Obat Topikal ( obat luar: salep, krim, gel, lotion, shampo,
dll )
ü Krim
atau salep steroid. Pada area wajah digunakan steroid potensi rendah agar kulit
wajah tidak menipis pada penggunaan jangka lama.
ü Krim
atau salep yang mengandung asam salisilat 2-5%, atau sulfur 4%, atau ter 2%,
atau ketokonazole 2%, atau obat kombinasi.
ü Shampo
yang mengandung asam salisilat, sulfur, selenium sulfida 2%, zinc pirition 1-2
%. Digunakan untuk keramas 2-3 kali seminggu selama 5-10 menit, kemudian
dibilas dengan air bersih.
·
Pencegahan
Sedapat
mungkin penderita Dermatitis Seboroik mengamati pemicu timbulnya kekambuhan.
Jika sudah mengenali pemicunya, diupayakan untuk mencegah paparan faktor
pemicu.
Pada
umumnya penderita Dermatitis Seboroik mengalami kesulitan mengenali pemicu
timbulnya kekambuhan. Hal ini wajar mengingat beragamnya faktor-faktor pemicu.
Kalaupun faktor pemicunya dapat dikenali, tak jarang penderita sulit
menghindarinya, terutama jika faktor-faktor pemicu tersebut merupakan bagian
dari kehidupan sehari-hari, misalnya stress, iklim dan sejenisnya.
3. DERMATITIS ATOPI
penyakit
dermatitis atopi, pada jenis penyakit dermatitis ini, merupakan keadaan dimana
terjadi peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal. Penyakit ini
biasanya mempunyai riwayat / stigmata atopi ( sekelompok penyakit pada individu
yang mempunyai riwayat kepekaan terhadap alergen dalam keluarganya, misalnya
asma, bronchial,rintis alergik).
·
Penyabab
Meskipun
merupakan penyakit warisan, eksim terutama diperburuk oleh kontak dengan
alergen atau asupan.
Hal ini
juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhi sistem kekebalan
tubuh seperti stres atau kelelahan.
Eksim
atopik terdiri dari peradangan kronis, sering terjadi pada orang dengan riwayat
gangguan alergi seperti asma atau demam jerami. Tidak ada penyebab tertentu
dermatitis atopik.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA
PASIEN DENGAN DERMATITIS
I.
PENGKAJIAN
1.
Identitas Pasien
2.
Keluhan Utama :
Biasanya pasien mengeluh gatal,
rambut rontok
3.
Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat Penyakit
Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien
merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja
yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
b.
Riwayat Penyakit
Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah
menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
c.
Riwayat Penyakit
Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah
menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
d.
Riwayat Psikososial
:
Apakah pasien merasakan
kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
e.
Riwayat Pemakaian
Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan
obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi)
terhadap sesuatu obat.
II.
POLA FUNGSIONAL GORDON
1.
Pola Persepsi dan
Penanganan Kesehatan
·
Persepsi terhadap
penyakit :
Tanyakan kepada klien
pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit. Apakah pasien langsung mencari
pengobatan atau menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien
·
Penggunaan :
-
Tanyakan tentang
penggunaan obat-obat tertentu (misalnya antidepresan trisiklik, antihistamin,
fenotiasin, inhibitor monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan
antispasmotik dan obat anti-parkinson
-
Tanyakan tentang
penggunaan alcohol, dan tembakau untuk mengetahui gaya hidup klien.
2.
Pola
Nutrisi/Metabolisme
·
Tanyakan bagaimana
pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan malam )
·
Tanyakan bagaimana
nafsu makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi
·
Tanyakan apakah
klien mengalami gangguan dalam menelan
·
Tanyakan apakah
klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin
antioksidant
3.
Pola Eliminasi
·
Tanyakan bagaimana
pola BAK dan BAB, warna dan karakteristiknya
·
Berapa kali miksi
dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
·
Adakah masalah
dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi dan
defekasi
4.
Pola
Aktivitas/Olahraga
·
Perubahan aktivitas
biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada kulit
·
Kekuatan Otot
:Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya karena yang terganggu
adalah kulitnya
·
Keluhan
Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
5.
Pola
Istirahat/Tidur
·
Kebiasaan :
tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
·
Masalah Pola Tidur
: Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang berhubungan dengan
gangguan pada kulit
·
Bagaimana perasaan
klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak?
6.
Pola
Kognitif/Persepsi
·
Kaji status mental
klien
·
Kaji kemampuan
berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami sesuatu
·
Kaji tingkat
anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien. Identifikasi
penyebab kecemasan klien
·
Kaji penglihatan
dan pendengaran klien
·
Kaji apakah klien
mengalami vertigo
·
Kaji nyeri :
Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.
7.
Pola Persepsi dan
Konsep Diri
·
Tanyakan pada klien
bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah kejadian yang menimpa
klien mengubah gambaran dirinya
·
Tanyakan apa yang
menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi atau takut
·
Apakah ada hal yang
menjadi pikirannya
8.
Pola Peran Hubungan
·
Tanyakan apa
pekerjaan pasien
·
Tanyakan tentang
system pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.
·
Tanyakan apakah ada
masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien
9.
Pola
Seksualitas/Reproduksi
·
Tanyakan masalah
seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya
·
Tanyakan kapan
klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan menopause
·
Tanyakan apakah
klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
10.
Pola Koping-Toleransi
Stres
·
Tanyakan dan kaji
perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau perawatan diri )
·
Kaji keadan emosi
klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya (mekanisme koping
klien ). Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien sering
berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.
11.
Pola
Keyakinan-Nilai
·
Tanyakan agama
klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama serta seberapa taat
klien menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih
berfikiran positif.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
a.
Subjektif :
Gatal
b.
Objektif :
·
Skuama kering,
basah atau kasar
·
Krusta kekuningan
dengan bentuk dan besar bervariasi ( Yang sering ditemui pada kulit kepala,
alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak,
umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum )
·
Kerontokan rambut
IV.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Ganguan
integritas kulit b.d
kekeringan pada kulit
Kriteria hasil : klien akan mempertahankan kulit
agar mempunyai hidrasi yang baik dan turunnya peradangan, ditandai dengan :
-
Mengungkapkan
peningkatan kenyamanan kulit
-
Berkurangnya
derajat pengelupasan kulit
-
Berkurangnnya
kemerahan
-
Berkurangnya lecet
karena garukan
-
Penyembuhan area
kulit yang telah rusak
Intervensi :
a.
Mandi paling tidak
sekali sehari selama 15 – 20 menit. Segera oleskan salep atau krim yang telah
diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
Rasionalisasi
: dengan mandi
air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4
menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit.
b.
Gunakan air hangat
jangan panas
Rasionalisasi
: air panas
menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan pruritus.
c.
Gunakan sabun yang
mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa
Rasionalisasi
: sabun yang
mengandung pelembab lebih sedikit kandungan alkalin dan tidak membuat kulit
kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan.
d.
Oleskan/berikan
salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari.
Rasionalisasi
: salep atau
krim akan melembabkan kulit.
2. Resiko kerusakan kulit b.d
terpapar alergen
Kriteria hasil : klien akan mempertahankan
integritas kulit, ditandai dengan :
-
Menghindari alergen
Intervensi :
a.
Ajari klien
menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui.
Rasionalisasi
: menghindari
alergen akan menurunkan respon alergi
b.
Baca label makanan
kaleng
Rasionalisasi
: agar
terhindar dari bahan makan yang mengandung allergen
c.
Hindari binatang
peliharaan.
Rasionalisasi
: jika alergi
terhadap bulu binatang sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi
keberadaan binatang di sekitar area rumah
d.
Gunakan penyejuk
ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
Rasionalisasi
: AC membantu
menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada di lingkungan.
3. Perubahan rasa nyaman b.d
pruritus
Kriteria hasil : klien menunjukkan berkurangnya
pruritus, ditandai dengan :
-
Berkurangnya lecet
akibat garukan
-
Klien tidur nyenyak
tanpa terganggu rasa gatal
-
Klien mengungkapkan
adanya peningkatan rasa nyaman
Intervensi :
a.
Jelaskan gejala
gatal berhubungan dengan penyebanya (misal keringnya kulit) dan prinsip
terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
Rasionalisasi
: dengan mengetahui
proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan
meningkatkan rasa kooperatif.
b.
Cuci semua pakaian
sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta
hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.
Rasionalisasi
: pruritus
sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau
komponen pelembut pakaian.
c.
Gunakan deterjen
ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang
tertinggal.
Rasionalisasi
: bahan yang
tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan iritasi
No comments:
Post a Comment