SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Cedera Kepala
Sub Pokok Bahasan : Definisi Cedera Kepala
Hari dan anggal Pelaksanaan :
Waktu :
Tempat :
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan pendidikan
kesehatan selama 1x 30 menit, klien dan keluarga dapat mengetahui apa itu cedera kepala.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit klien dan keluarga dapat :
1. Menjelaskan kembali tentang cedera kepala
2. Menyebutkan jenis cedera kepala
3. Menyebutkan akibat dari cedera kepala
C. SASARAN DAN TARGET
Sasaran
ditujukan pada
D. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari dan
anggal Pelaksanaan :
Waktu :
Tempat :
E. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No |
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Media
|
1
|
Pembukaan
|
5 menit
|
© Salam perkenalan
© Menjelaskan kontrak dan tujuan pertemuan
|
|
2
|
Pelaksanaan
|
20 menit
|
Menjelaskan tentang PHBS
|
Leaflet
Lembar balik
|
3.
|
Penutup
|
5menit
|
©
mengajukan pertanyaan
©
memberikan reiforcemen
positif atas jawaban yang diberikan
©
menutup pepembelajaran dengan
salam
|
|
F. METODA
Metoda yang digunakan adalah :
1.
ceramah
2.
diskusi / tanya jawab
3.
demonstrasi
G. MEDIA
Media yang digunakan adalah
1.
lembar balik
2.
leaflet
H. MATERI
Terlampir
I. EVALUASI
- Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi penyaji
b. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
- Evaluasi Proses
a. Klien dan keluarga bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan
b. Klien dan
keluarga antusias
untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
c. Klien dan keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
- Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan
tugas
- Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan
b. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan
perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
J. DAFTAR PERTANYAAN
Setelah
diberikan penyuluhan kesehatan tentang cedera kepala diharapkan klien dan keluarga mampu menjawab pertanyaan:
1. Menjelaskan kembali definisi cedera kepala
2. Menyebutkan jenis cedera kepala
K. REFERENSI
1.
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning
Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.
2.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing :
A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
3.
Asikin Z (1991) Simposium Keperawatan Penderita Cedera Kepala. Panatalaksanaan Penderita dengan Alat Bantu
Napas, Jakarta.
4.
Harsono (1993) Kapita Selekta Neurologi, Gadjah
Mada University Press
CEDERA KEPALA
A. Definisi
Cidera kepala yaitu
adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang
tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi - decelerasi ) yang merupakan
perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor
dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan
juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan.
B. Patofisiologi
Otak dapat berfungsi
dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi. Energi yang
dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi.
Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak
walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan
kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari
20 mg %, karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari
seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun
sampai 70 % akan terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi cerebral.
Pada saat otak
mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses
metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada kontusio
berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat
metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis metabolik.
Dalam keadaan normal
cerebral blood flow (CBF) adalah 50 - 60 ml / menit / 100 gr. jaringan otak,
yang merupakan 15 % dari cardiac output.
Trauma kepala
meyebabkan perubahan fungsi jantung sekuncup aktivitas atypical-myocardial,
perubahan tekanan vaskuler dan udem paru. Perubahan otonom pada fungsi
ventrikel adalah perubahan gelombang T dan P dan disritmia, fibrilasi atrium
dan vebtrikel, takikardia.
Akibat adanya
perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, dimana penurunan tekanan
vaskuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi . Pengaruh
persarafan simpatik dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan arteriol
otak tidak begitu besar.
C. Jenis
1.
Cedera kepala primer
Akibat langsung pada mekanisme dinamik
(acelerasi - decelerasi rotasi ) yang menyebabkan gangguan pada jaringan.
Pada cedera primer dapat terjadi :
a. Gegar kepala ringan
b. Memar otak
c. Laserasi
2.
Cedera kepala sekunder
Pada cedera kepala sekunder akan timbul
gejala, seperti :
a. Hipotensi sistemik
b. Hipoksia
c. Hiperkapnea
d. Udema otak
e. Komplikasi pernapasan
f. infeksi / komplikasi pada organ
tubuh yang lain
D. Penatalaksanaan
Konservatif
1. Bedrest total
2. Pemberian obat-obatan
3. Observasi tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran.
E. Pemeriksaan Penunjang
·
CT Scan: tanpa/dengan kontras)
mengidentifikasi adanya hemoragik, menentukan ukuran ventrikuler, pergeseran
jaringan otak.
- Angiografi serebral: menunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan, trauma.
- X-Ray: mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis (perdarahan / edema), fragmen tulang.
- Analisa Gas Darah: medeteksi ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenasi) jika terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
- Elektrolit: untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan tekanan intrakranial.
No comments:
Post a Comment