Tuesday 18 June 2013

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM



Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim - Selain adanya zat penghambat (inhibitor), kerja enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: adanya zat pengaktif (aktivator), suhu, hasil akhir, pH, konsentrasi enzim atau substrat, dan air. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Zat-zat pengaktif (aktivator)

Zat-zat kimia tertentu dapat memacu atau mengaktifkan kegiatan enzim. Contoh: garam-garam dari logam alkali dan logam alkali tanah dengan konsentrasi encer, ion kobalt (Co), mangan (Mn), nikel (Ni), magnesium (Mg), dan klor (Cl).

b. Suhu

Setiap enzim dapat bekerja dengan efektif pada suhu tertentu dan aktivitasnya akan berkurang jika berada pada kondisi di bawah atau di atas titik tersebut. Kondisi yang menyebabkan kerja enzim menjadi efektif ini disebut kondisi optimal. Sebagian besar enzim pada manusia mempunyai suhu optimal yang mendekati suhu tubuh (35 oC - 40 oC). Pada suhu tinggi (>50 oC), enzim dapat rusak dan pada suhu rendah (0 oC), enzim menjadi tidak aktif. Perhatikan Gambar 2.7. Suhu yang tidak sesuai tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk sisi aktif enzim. Sifat en zim yang tidak tahan panas atau dapat berubah karena pengaruh suhu ini disebut termolabil. 

Grafik pengaruh suhu aktivitas enzim
Gambar 1.1. Grafik pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim.
c. pH 

Selain suhu, faktor lingkungan yang mempengaruhi kerja enzim adalah derajat keasaman (pH). Sebagaimana faktor suhu, enzim juga mempunyai pH tertentu agar dapat bekerja secara efektif. Enzim dapat bekerja optimal pada pH netral (pH = 7), pH basa (>7) atau pH asam (<7) tergantung pada jenis enzim masing-masing. Perhatikan Gambar 2.8. Enzim pencerna protein misalnya, mempunyai pH paling optimal 1-2, sedangkan enzim pencernaan yang lain mempunyai pH optimal 8. Pada pH tertentu, enzim dapat mengubah substrat menjadi hasil akhir. Kemudian, apabila pH tersebut diubah, enzim dapat mengubah kembali hasil akhir menjadi substrat.

Grafik pengaruh pH aktivitas enzim
Gambar 1.2. Grafik pengaruh pH terhadap aktivitas satu jenis enzim
d. Hasil akhir

Kalian telah mengetahui bahwa dalam suatu reaksi kimia diperlukan adanya reaktan yang akan diubah menjadi produk atau hasil akhir. Hasil akhir merupakan senyawa baru sebagai hasil pembentukan maupun penguraian reaktan. Apabila hasil akhir ini banyak, enzim akan sulit bergabung dengan substrat sehingga reaksi kimianya berlangsung lambat.

e. Konsentrasi enzim

Konsentrasi enzim yang tinggi akan mempengaruhi kecepatan reaksi secara linear (kecepatan bertambah secara konstan). Dapat dikatakan bahwa hubungan antara konsentrasi enzim dengan kecepatan reaksi enzimatis berbanding lurus. Kecepatan reaksi suatu enzim satu dengan yang lain berbeda-beda meskipun mempunyai konsentrasi enzim yang sama. Konsentrasi enzim yang sangat tinggi dalam suatu sistem yang kompleks akan berpengaruh terhadap kecepatan reaksi.

Hubungan laju reaksi konsentrasi enzim
Gambar 1.3. Hubungan laju reaksi dengan konsentrasi beberapa enzim.

Hubungan log enzim kecepatan reaksi enzimatik
Gambar 1.4. Hubungan V dengan [E] sangat tinggi pada  sistem yang kompleks.
f. Konsentrasi substrat

Pada konsentrasi substrat yang rendah, kenaikan substrat akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis hampir secara linear. Jika konsentrasi substrat tinggi, maka peningkatan kecepatan reaksi enzimatis akan semakin menurun sejalan dengan peningkatan jumlah substratnya. Kecepatan maksimum (Vmax) reaksi enzimatis ditunjukkan dengan garis mendatar yang menggambarkan peningkatan kecepatan reaksi yang rendah seiring penambahan konsentrasi substrat.

Hubungan konsentrasi substrat kecepatan reaksi enzimatik
Gambar 1.5. Hubungan konsentrasi substrat kecepatan reaksi enzimatik
g. Air

Menurut penelitian, di dalam biji terdapat bermacam-macam enzim. Masih ingatkah kalian dengan perkecambahan biji? Ya, pada proses perkecambahan, imbibisi air pada biji yang sehat dan telah tua akan mengaktifkan enzim- enzim dalam biji sehingga biji berkecambah.













Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Enjim

a.Suhu (Temperatur)

Aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Enzim pada suhu 0°C tidak aktif, akan tetapi juga tidak rusak. Jika suhu dinaikkan sampai batas optimum, aktivitas enzim semakin meningkat. Jika suhu melebihi batas optimum, dapat menyebabkan denaturasi protein yang berarti enzim telah rusak. Suhu optimum untuk aktivitas enzim pada manusia dan hewan berdarah panas ± 37°C, sedangkan pada hewan berdarah dingin ± 25°C. Hubungan antara suhu dengan kecepatan reaksi (enzimatis) dijelaskan dalam Gambar 2.6 di samping.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Enjim
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Enjim

b.pH (Derajat Keasaman)

Enzim mempunyai pH optimum yang dapat bersifat asam maupun basa. Sebagian besar enzim pada manusia mempunyai pH optimum antara 6–8, misalnya enzim tripsin yang mendegradasi protein. Namun, ada beberapa enzim yang aktif pada kondisi asam, misalnya enzim pepsin.
Perubahan pH dapat mempengaruhi efektivitas sisi aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim-substrat. Selain itu, perubahan pH dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi sehingga menurunkan aktivitas enzim. Grafik hubungan antara pH dengan kecepatan reaksi dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Enjim
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Enjim
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Enjim
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Enjim

c.Konsentrasi Enzim

Pada umumnya konsentrasi enzim  berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Hal ini berarti penambahan konsentrasi enzim mengakibatkan kecepatan reaksi meningkat hingga dicapai kecepatan konstan. Kecepatan konstan tercapai apabila semua substrat sudah terikat oleh enzim. Perhatikan grafik pada Gambar 2.8 di atas.

d.Zat-zat Penggiat (Aktivator)

Terdapat zat kimia tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas enzim. Misalnya, garam-garam dari logam alkali dalam kondisi encer (2%–5%) dapat memacu kerja enzim. Demikian pula dengan ion logam Co, Mg, Ni, Mn, dan Cl. Akan tetapi, mekanisme kerja zat penggiat ini belum diketahui secara pasti.

e.Zat-Zat Penghambat (Inhibitor)

Beberapa zat kimia dapat menghambat aktivitas enzim,misalnya garam-garam yang mengandung merkuri (Hg) dan sianida. Dengan adanya zat penghambat ini, enzim tidak dapat berikatan dengan substrat sehingga tidak dapat menghasilkan suatu produk.

SAP Tentang Sampah


SATUAN ACARA PENYULUHAN

A.  Pokok Bahasan                   : Sampah
B.  Sub Pokok Bahasan           : Sampah
·         Jenis-jenis sampah
·         Sumber-sumber sampah
·         Pengaruh sampah terhadap kesehatan
·         Cara pengelolaan sampah
C.  Sasaran                               : Kelas 2 SDN Adiraja 01
D.  Tempat                               : Kelas 2 SDN Adiraja 01
E.   Waktu                                 : 30 menit
F.   Tujuan Umum                    : Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan anak-anak kelas 2 SDN Adiraja 01 akan mampu mengelola sampah dengan baik dan benar.
G.  Tujuan Khusus                   : Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang sampah selama 30 menit anak-anak kelas 2 SDN Adiraja 01 akan dapat:
·         Menjelaskan pengertian Sampah
·         Menjelaskan jenis-jenis sampah
·         Mengetahui sumber-sumber sampah
·         Menyebutkan pengaruh sampah terhadap kesehatan
·         Menjelaskan cara mengelola sampah
·         Anak-anak kelas 2 SDN Adiraja 01 berperilaku sehat dalam pengelolaan sampah
H.  Kegiatan
No
Tahapan
Waktu
Kegiatan
1
Pembukaan
5 menit
·      Memberi salam
·      Memperkenalkan diri
·      Menjelaskan kontrak waktu dan tujuan pertemuan

2
Pelaksanaan
20 menit
·       Mengkaji pengetahuan audien tentang Sampah
·       Menjelaskan materi tentang Sampah

3
Penutup
5 menit
·      Memberi kesempatan kepada audien untuk bertanya
·      Memberi pertanyaan
·      Salam


I.     Metode                   : Ceramah dan tanya jawab
J.     Media                     : Leaflet/ Powerpoint
K.  Evaluasi                  :
a.       Evaluasi Struktur
·         Peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan sesuai perencanaaan
·         Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
b.      Evaluasi Proses
·         Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
·         Peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
·         Desertan yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c.       Evaluasi Hasil
·         Peserta yang hadir dapat menyebutkan pengertian Sampah
·         Peserta yang hadir dapat menyebutkan jenis-jenis dan sumber-sumber sampah
·         Peserta yang hadir dapat menyebutkan pengaruh sampah terhadap    kesehatan
·         Peserta yang hadir dapat menyebutkan cara pengelolaan sampah
L.   Lampiran                : Materi, referensi, leaflet
M. Sumber                   :
Ircham Machfoedz.2003. Kesehatan Keluarga bagian Dari Kesehatan Masyarakat.Yogyakarta: Fitramaya





























SAMPAH

A.  Pengertian
Sampah adalah suatu bahan atau benda yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda yang sudah tidak digunakan lagi dalam kegiatan manusia.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.

B.  Jenis Sampah
1.      Sampah padat
Sampah padat dibagi menjadi 3 jenis:
a.       Berdasarkan zat kimia
·      Organik: Dapat membusuk, contohnya sisa makanan.
·      Non Organik: Tidak dapat membusuk, contohnya besi, gelas, dll.
b.      Berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar
·      Mudah dibakar, contohnya kertas.
·      Tidak mudah dibakar, contohnya kaleng.
c.       Berdasarkan karakteristik sampah
·      Garbage: Mudah membusuk berasal dari rumah tangga.
·      Rabish: Perkantoran dan perdagangan, contohnya kertas, plastik, dll.
·      Ashes (abu) : Abu rokok.
·      Sampah jalanan : Pecahan kayu, debu.
·      Sampah industri : Berasal dari industri dan pabrik
·      Bangkai binatang : Mati karena alam,ditabrak kendaraan/ dibuang orang.
·      Bangkai kendaraan: Bangkai mobil,motor.
·      Sampah bangunan : Puing-puing, potongan kayu.
2.      Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Limbah hitam: Sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
Limbah rumah tangga: Sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
3.      Sampah dalam bentuk gas
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

C.  Sumber-sumber Sampah
1.      Dari pemukiman seperti: Sisa-sisa makanan, bebas pembungkus, kertas dan plastik.
2.      Dari tempat-tempat umum seperti: Pasar, terminal, berupa: Kertas, botol, plastik.
3.      Dari perkantoran, berupa: Kertas, karbon, klip, dan plastik.
4.      Dari jalan raya: Dedaunan, sobekan ban, onderdil kendaraan.
5.      Dari industri: Sampah dari pengepakan barang, logam, kardus.
6.      Dari pertanian/ perkebunan: Jerami, sisa sayur mayur.
7.      Dari pertambangan: Bebatuan, pasir.
8.      Dari peternakan/ perikanan: Kotoran ternak, sisa makanan, bangkai binatang.

D.  Pengaruh Sampah bagi Kesehatan dan Lingkungan
1.      Dampak Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah dan lokasi yang kurang memadai/ pembuangan sampah yang kurang terkontrol merupakan tempat yang sangat cocok bagi organisme-organisme dan menarik bagi lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah:
a.       Penyakit kolera,  diare dan tifus. Penyebaran penyakit ini disebabkan oleh virus dan bakteri yang berasal dari sampah yang dikelola kurang tepat, media penyebarannya melalui minuman dan makanan yang dihinggapi lalat. Penyakit demam berdarahpun (haemorhagic fever) dapat juga berkembang dengan pesat di daerah ini.
b.      Penyakit jamur kulit (gatal-gatal) ironisnya gatal-gatal yang berkepanjangan dapat menyebabkan kulit iritasi, bengkak dan terkelupas.
c.       Penyakit cacingan dan cacing hati penyebaran penyakit ini melalui rantai makanan medianya binatang ternak. Cacing masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melauli sisa makanan/ sampah yang dimakanannya. Cara memasaknya daging yang kurang sempurna dapat menyebabkan cacing menjalar ke manusia, menyebabkan penyakit yang sangat berbahaya yaitu: Cacingan (buang air besar ada cacingnya) dan cacing hati (lever) kebiasaan yang tidak terpuji dilakukan para pemilik (penggembala) ternak adalah dengan membiarkan menggembala ternak di TPA (tempat pembuangan sampah).
d.      Sampah beracun sampah yang dibuang sembarangan misal ke sungai oleh industri-industri penghasil baterai dan akumulator (aki) dapat menghasilkan raksa (Hg), mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi (Hg) dapat mengakibatkan orang meninggal dunia, kejadian tersebut pernah terjadi di Jepang beberapa tahun silam.
2.      Dampak terhadap lingkungan
Rembesan cairan sampah yang masuk ke dalam sungai atau drainase dapat mencemari air, dampaknya mengakibatkan berbagai organisme termasuk ikan didalamnya bisa mati sehingga beberapa spesies akan hilang, hal tersebut mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan, hasil penguraian sampah yang di buang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau sedap (maaf bau busuk), gas ini dalam konsentrasi tinggi bisa memicu terjadinya suatu ledakan.