PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA PENDERITA HIPERTENSI
Derajat
hipertensi menurut standart WHO
1. Ringan : diastole 90 – 105 mmHg
2. Sedang : diastole 105 – 115 mmHg
3. Berat : diastole > 115 mmHg
4. Hipertensi maligna : diastole > 130 mmHg
Sebelum operasi tentukan Urgency operasi :
1. Elektif : tunda, terapi dulu sampai tensi < 160/100 mmHg
2. Emergency :
segera terapi preoperasi • Diuretika • Hidralazine : 5 mg iv, total 20 mg •
Nifedipin sublingual • Nitropruside : 10 – 100 mg/mnt 1. Terapi hipertensi
diteruskan menjelang praoperasi 2. Rehidrasi, bila terdapat dehidrasi
3.
Koreksi bila ada gangguan : elektrolit, asam basa, ureum, kreatinin
4. Atasi
komplikasi
5. Periksa : EKG, foto thorak, Laboratorium ( elektrolit, asam basa,
ureum,kreatinin, gula darah,kolesterol ) • Premedikasi : Midazolam 0,07 mg/kg
im setengah jam sebelum operasi atau dengan neurolep analgesia : droperidol 0,1
– 0,15 mg/kgiv + pethidin 1 mg/kg iv atau fentanil 1-2ug/kg iv. Monitor
Komplikasi pasca anestesi
1. General anestesi :
Induksi : pentotal 4 – 5mg/kg iv atau propofol 2 – 2,5 mg/kg iv§ Pelumpuh
otot : suksinilkolin 1 – 1,5 mg/kg iv, atrakurium 0,5mg/kgiv,§ vecuronium 0,1 mg/kg iv atau rokuronium 0,6
mg/kg iv Lidokain 2% 1,5 mg/kg iv atau
fentanil1 – 2 ug/kg iv§ Rumatan
anestesi : N2O, O2 , isoflurane/sevoflurane, atrakurium /§ vecuronium
2. Regional Anestesi : Dapat
dilakukan sebelumnya di loading cairan dahulu 10 – 15 cc/kg bb. dapat terjadi herniasi otak karena kebocoran®Hindari spinal anestesi LCS akibat peningkatan TIK Tekanan darah,
Nadi, EKG,produksi urine, dan perdarahan
Persiapan Operasi Pemeriksaan pre operasi :
1. EKG
2.
Foto thorak
3. BGA
4. Laboratorium : • Homeostasis glukosa : gula darah •
Metabolisme bilirubin : bilirubin • Sintesa protein : Albumin • Sintesa
protrombine : jumlah protrombin dan protrombin time • Liver function test :
SGOT, SGPT, LDH, alkaliphospatase • Darah : Hb, lekosit, diff count, CT, BT •
Auto antigen : HbSAg • Fungsi ginjal : Ureum, creatinin, dan elektrolit Koreksi
bila terdapat : • Hipoglikemia : beri dextrose 5% • Hiperbilirubinemia : bila
> 20 mg% berikan manitol 20% : 0,25 - 1 g/kg per drips sampai diuresis >
50 ml/jam
• Hipoalbuminemia : bila < 3 g% berikan albumin 25% • Drfisiensi protrombin
: vit K injeksi 10 – 20 mg im tiap 6 jam • Gangguan elektrolit • Gangguan asam
basa • Ureum creatinin meninggi : dialisa Tehnik anestesi Monitor Komplikasi
Atasi : • Ascites : diuretika atau parasintesis • Perdarahan GIT bagian atas :
endoskopi • Anemia : transfusi • Terapi kortikosteroid : berikan hidrokortison
1. Regional anestesi : Jika tidak terdapat gangguan koagulasi
2. General anestesi
: • Hindari : obat depresi HBF ( hepatic blood flow ) hepatotoksik, obat yang
di metabolisme dan ekskresi oleh hepar • Hindari : succinilkolin, karena
defisiensi kolinesterase hepatotoksik®• Hindari : Halotan • Premedikasi : atropin, benzodiasepin • Induksi
: Ketamine 1 mg/kg iv dan atracurium 0,5mg/kg iv • Maintenance : Ketamin drips,
O2 , atracurium Tekanan darah, Nadi, EKG, dan urine out put Hepatorenal
syndrome, enchepalopati, hipoglikemia
Persiapan pre operasi Tehnik anestesi
1. Aspirasi isi
lambung
2. Dapat terjadi Mendelsons syndrome : pH< 2,5 dan volume >
0,4ml/kg
3. Particulate material dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas
1. Pasang nasogastric tube
2. Berikan H2 antagonis: simetidin 300mg iv
1. Regional anestesi
2. General anestesi : Rapid induction atau awake intubation. Ekstubasi harus
sadar penuh
Tehnik rapid induction :
a. Pre oksigenasi : 3 – 5 menit , flow 7 liter/mnt
b. Prekurarisasi : dengan non depolarisasi muscle relaksan
c. Induksi : setelah tertidur lakukan cricoid pressure ( sellick’s manuver )
d. Suksinilkolin 1 – 1,5 mg/kg iv dan jangan diinflasi
e. Intubasi, setelah terpasang ETT cricoid pressure dihentikan.
No comments:
Post a Comment