BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Injeksi
Subkutan atau sering disingkat SC (subcutaneus)
adalah memberikan obat melalui injeksi di bawah kulit yang dilakukan pada
lengan atas daerah luar, kaki bagian atas, dan daerah sekitar pusat. Injeksi
subkutan dilakukan dengan menempatkan obat ke dalam jaringan ikat longgar
dibawah dermis. Tempat terbaik untuk injeksi subkutan meliputi area
vaskular disekitar bagian luar lengan atas,abdomen batas bawah kosta sampai
krista iliaka,dan bagian anterior paha. Injeksi di bawah kulit dapat dilakukan
hanya dengan obat yang tidak merangsang dan melarut baik dalam air atau minyak.
Injeksi subkutan diberikan dengan menusuk area di bawah kulit yaitu pada
jaringan konektif atau lemak di bawah dermis. Efeknya tidak secepat injeksi
intramuscular atau intravena. Tempat yang paling sering direkomendasikan untuk
injeksi heparin ialah abdomen. Tempat yang lain meliputi daerah scapula di
punggung atas dan daerah ventral atas atau gluteus dorsal serta daerah scapula.
Tempat yang
dipilih ini harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan
tulang, dan otot atau saraf besar dibawahnya. Jenis obat yang lazim diberikan
secara subkutan adalah vaksin, obat-obatan preoperasi, narkotik, insulin, dan
heparin.
2. Tujuan dari
subkutan
Agar obat yang diberikan dapat
diserap cepat oleh tubuh
3. Prinsip-prinsip dalam pemberian obat Subkutan
a.
Obat
Sebelum mempersiapkan obat
ketempatnya perawat harus memperhatikan kebenaran obat.
b.
Dosis
Untuk menghindari kesalahan
pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan.
c.
Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya
benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat
dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada
pasien.
d.
Cara
Obat dapat diberikan melalui
sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik
ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat
kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat
diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
e.
Waktu
Pemberian obat harus benar-benar
sesuai dengan waktu yang diprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat
yang dapat menimbulkan efek dari obat.
f.
Pendokumentasian
Mencatat tindakan yang telah dilakukan
(waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap obat,
perawat yang melakukan) pada catatan keperawatan.
4. Persiapan Pasien
a.
Cek perencanaan Keperawatan klien (
dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi )
b.
Kaji riwayat alergi dan siapkan klien
c.
Klien diberitahukan dan dijelaskan tentang tindakan
yang akan diberikan.
d.
Pemilihan tempat injeksi/ persiapan posisi saat
disuntik.
5. Persiapan Alat
a.
Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang
sudah disiapkan
b.
Kapas alkohol 70 %
c.
Alat tulis
d.
Perlak dan pengalas
e.
Bengkok 1, bak spuit 1
f. Kartu
obat dan etiket
g. Sarung
tangan kalau perlu
6. Lokasi Injeksi
a.
lengan atas sebelah luar
b.
paha bagian depan
c. perut
d. area
scapula
e. area
ventrogluteal
f. area
dorsogluteal
Prinsip injeksi subkutan :
a.
bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritis atau
edema
b.
area kulit yang akan diinjeksi diregangkan
c. sudut
45°
d. aspirasi
tidak boleh ada darah
e. massage
pada daerah injeksi setelah injeksi
7. Langkah – langkah pemberian obat subkutan
a.
Baca daftar obat klien yang menyatakan nama obat,dosis
dan waktu pemberian.
b.
Ambil obat dari tempatnya,cek labelnya.
c.
Hitung dosis yang akan dipakai secara tepat.
d.
Mencuci tangan
e.
Buka ampul/vial
f.
Ambil spuit dan jarum pada tempatnya.
g.
Jarum dipasang pada spuit/cek bila posisi jarum sudah
benar pas dan tidak tersumbat.
h.
Bila obat dari vial maka spuit dimasuki udara
lalu dimasukan dalam vial.
i.
Isap obat sesuai dengan kebutuhan.
j.
Buka jarum dan ganti yang baru lalu letakkan didalam
bak injeksi yang telah disediakan.
k.
Kembalikan sisa obat pada tempatnya ,tulis tanggal
membuka vial/ampul/oplosing obat tersebut.
l.
Buanglah ampul kosong / vial dan kotoran lain kedalam
bengkok yang tersedia.
m.
Perawat cuci tangan.
n.
Bawalah obat yang disiapkan dalam spuit dan
masukkan dalam bak injeksi ke dekat klien,serta kapas alcohol dan daftar
suntikan obat.
o.
Sebelum obat diberikan identifikasi klien cek kembali
instruksi pemberian obat,nama obat,dosis, dan waktu pada lembar observasi.
p.
Jelaskan tujuan dari tindakan pada klien
q.
Pintu,jendela ditutup,atau tutup sampiran.
r.
Atur posisi klien sesuai dengan lokasi
suntikan yang akan dilakukan.
s.
Tentukan lokasi suntikan dengan tepat,pasang perlak
dan pengalas.
t.
Cara
penyuntikan secara subkutan Tentukan lokasi penyuntikan,1/3 atas lengan atas,
1/3 atas paha atas sekitar pusat
u.
Lakukan desinfeksi pada lokasi suntikan dengan
kapas alcohol dengan cara memutar.
v.
Ambil spuit yang berisikan obat,pegang spuit
dengan lubang jarum menghadap ke atas.
w.
Suntikan obat dengan posisi 45⁰
x.
Catat : tanggal, jam, obat, dosis, cara pemberian,
petugas yang memberi serta reaksi klien dari pemberian obat.
y.
Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya.
z.
Perawat mencuci tangan.
aa.
Catat tindakan yang dilakukan
Perhatian bila akan melakukan injeksi:
1.
Jangan menginjeksi pada tempat dimana
ada bekas jaringan yang terluka atau tempat dimana terjadi edema.
2.
Sebelum memberi obat,tanyakan riwayat
pemberian obat sebelumnya, apakah pernah alergi dengan
obat tertentu.
3.
Bila pasien mempunyai riwayat alergi
terhadap obat tertentu, tulis nama obat pada catatan alergi obat.
8. Efek samping dari subkutan
Efek samping yang paling umum
termasuk kelelahan, gangguan pencernaan seperti diare, mual, dispepsia
stomatitis, dan muntah, perubahan warna kulit, dysgeusia, dan anoreksia.
Bahaya yang mungkin timbul pada
pemberian suntikan subkutan kepada penderita adalah:
·
Pada tempat suntikan timbul udema, cairan yang kita
suntikan akan sukar untuk diserap oleh tubuh, sehingga kemungkinan timbulnya
infeksi menjadi semakin besar.
·
Beberapa macam cairan suntikan yang kita pergunakan,
misalnya yang berminyak, pada penyerapan yang berlangsung secara lambat
tersebut, dapat menyebabkan terjadinya kematian jaringan di bawah kulit.
·
Cairan suntikan mungkin kita suntikkan terlalu dekat
pada permukaan kulit.
9. Evaluasi tindakan
Perhatikan dosisi obat, nama obat, nama klien sesuai
dengan order dari dokter dan perhatikian juga respon klien terhadap obat.
No comments:
Post a Comment