Wednesday 5 March 2014

DEFINISI DAN SOP INJEKSI SUBKUTAN


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian
Injeksi Subkutan atau sering disingkat SC (subcutaneus) adalah memberikan obat melalui injeksi di bawah kulit yang dilakukan pada lengan atas daerah luar, kaki bagian atas, dan daerah sekitar pusat. Injeksi subkutan dilakukan dengan menempatkan obat ke dalam jaringan ikat longgar dibawah dermis. Tempat terbaik  untuk injeksi subkutan meliputi area vaskular disekitar bagian luar lengan atas,abdomen batas bawah kosta sampai krista iliaka,dan bagian anterior paha. Injeksi di bawah kulit dapat dilakukan hanya dengan obat yang tidak merangsang dan melarut baik dalam air atau minyak. Injeksi subkutan diberikan dengan menusuk area di bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis. Efeknya tidak secepat injeksi intramuscular atau intravena. Tempat yang paling sering direkomendasikan untuk injeksi heparin ialah abdomen. Tempat yang lain meliputi daerah scapula di punggung atas dan daerah ventral atas atau gluteus dorsal serta daerah scapula.
Tempat yang dipilih ini harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, dan otot atau saraf besar dibawahnya. Jenis obat yang lazim diberikan secara subkutan adalah vaksin, obat-obatan preoperasi, narkotik, insulin, dan heparin.
2.      Tujuan dari subkutan
Agar obat yang diberikan dapat diserap cepat oleh tubuh
3.      Prinsip-prinsip dalam pemberian obat Subkutan
a.       Obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya perawat harus memperhatikan kebenaran obat.
b.      Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan.
c.       Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada pasien.
d.      Cara
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
e.       Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek  dari obat.
f.       Pendokumentasian
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan) pada catatan keperawatan.
4.      Persiapan Pasien
a.       Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi )
b.      Kaji riwayat alergi dan siapkan klien
c.       Klien diberitahukan dan dijelaskan tentang tindakan yang akan diberikan.
d.      Pemilihan tempat injeksi/ persiapan posisi saat disuntik.
5.      Persiapan Alat
a.       Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
b.      Kapas alkohol 70 %
c.       Alat tulis
d.      Perlak dan pengalas
e.       Bengkok 1, bak spuit 1
f.       Kartu obat dan etiket
g.      Sarung tangan kalau perlu
6.      Lokasi Injeksi
a.       lengan atas sebelah luar
b.      paha bagian depan
c.       perut
d.      area scapula
e.       area ventrogluteal
f.       area dorsogluteal
Prinsip injeksi subkutan :
a.       bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritis atau edema
b.      area kulit yang akan diinjeksi diregangkan
c.       sudut 45°
d.      aspirasi tidak boleh ada darah
e.       massage pada daerah injeksi setelah injeksi
7.      Langkah – langkah pemberian obat subkutan
a.       Baca daftar obat klien yang menyatakan nama obat,dosis dan waktu pemberian.
b.      Ambil obat dari tempatnya,cek labelnya.
c.       Hitung dosis yang akan dipakai secara tepat.
d.      Mencuci tangan
e.       Buka ampul/vial
f.       Ambil spuit dan jarum pada tempatnya.
g.      Jarum dipasang pada spuit/cek bila posisi jarum sudah benar pas dan tidak tersumbat.
h.      Bila obat dari vial maka spuit  dimasuki udara lalu dimasukan dalam vial.
i.        Isap obat sesuai dengan kebutuhan.
j.        Buka jarum dan ganti yang baru lalu letakkan didalam bak injeksi yang telah disediakan.
k.      Kembalikan sisa obat pada tempatnya ,tulis tanggal membuka vial/ampul/oplosing obat tersebut.
l.        Buanglah ampul kosong / vial dan kotoran lain kedalam bengkok yang tersedia.
m.    Perawat cuci tangan.
n.      Bawalah obat yang disiapkan dalam  spuit dan masukkan dalam bak injeksi ke dekat klien,serta kapas alcohol dan daftar suntikan obat.
o.      Sebelum obat diberikan identifikasi klien cek kembali instruksi pemberian obat,nama obat,dosis, dan waktu pada lembar observasi.
p.      Jelaskan tujuan dari tindakan  pada klien
q.      Pintu,jendela ditutup,atau tutup sampiran.
r.        Atur  posisi klien sesuai dengan lokasi  suntikan yang akan dilakukan.
s.       Tentukan lokasi suntikan dengan tepat,pasang perlak dan pengalas.
t.        Cara penyuntikan secara subkutan Tentukan lokasi penyuntikan,1/3 atas lengan atas, 1/3 atas paha atas sekitar pusat
u.      Lakukan desinfeksi pada lokasi suntikan dengan kapas  alcohol dengan cara memutar.
v.      Ambil spuit yang berisikan obat,pegang spuit  dengan lubang jarum menghadap ke atas.
w.    Suntikan obat dengan posisi 45
x.      Catat : tanggal, jam, obat, dosis, cara pemberian, petugas yang memberi serta reaksi klien dari pemberian obat.
y.      Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya.
z.       Perawat mencuci tangan.
aa.   Catat tindakan yang dilakukan
Perhatian bila akan melakukan injeksi:
1.      Jangan menginjeksi pada tempat dimana ada bekas jaringan yang terluka atau tempat dimana terjadi edema.
2.       Sebelum memberi obat,tanyakan riwayat pemberian obat sebelumnya, apakah pernah alergi dengan obat tertentu.
3.      Bila pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat tertentu, tulis nama obat pada catatan alergi obat.
8.      Efek samping dari subkutan
Efek samping yang paling umum termasuk kelelahan, gangguan pencernaan seperti diare, mual, dispepsia stomatitis, dan muntah, perubahan warna kulit, dysgeusia, dan anoreksia.
Bahaya yang mungkin timbul pada pemberian suntikan subkutan kepada penderita adalah:
·         Pada tempat suntikan timbul udema, cairan yang kita suntikan akan sukar untuk diserap oleh tubuh, sehingga kemungkinan timbulnya infeksi menjadi semakin besar.
·         Beberapa macam cairan suntikan yang kita pergunakan, misalnya yang berminyak, pada penyerapan yang berlangsung secara lambat tersebut, dapat menyebabkan terjadinya kematian jaringan di bawah kulit.
·         Cairan suntikan mungkin kita suntikkan terlalu dekat pada permukaan kulit.
9.      Evaluasi tindakan
Perhatikan dosisi obat, nama obat, nama klien sesuai dengan order dari dokter dan perhatikian juga respon klien terhadap obat.

No comments:

Post a Comment