Wednesday 7 February 2018

PENATALAKSANAAN ANESTESI PADA PENDERITA HIPERTENSI

PENATALAKSANAAN ANESTESI PADA PENDERITA HIPERTENSI

Derajat hipertensi menurut standart WHO
1. Ringan : diastole 90 – 105 mmHg
2. Sedang : diastole 105 – 115 mmHg
3. Berat : diastole > 115 mmHg
4. Hipertensi maligna : diastole > 130 mmHg

Sebelum operasi tentukan Urgency operasi :
1. Elektif : tunda, terapi dulu sampai tensi < 160/100 mmHg

2. Emergency : segera terapi preoperasi • Diuretika • Hidralazine : 5 mg iv, total 20 mg • Nifedipin sublingual • Nitropruside : 10 – 100 mg/mnt 1. Terapi hipertensi diteruskan menjelang praoperasi 2. Rehidrasi, bila terdapat dehidrasi 
3. Koreksi bila ada gangguan : elektrolit, asam basa, ureum, kreatinin 
4. Atasi komplikasi 
5. Periksa : EKG, foto thorak, Laboratorium ( elektrolit, asam basa, ureum,kreatinin, gula darah,kolesterol ) • Premedikasi : Midazolam 0,07 mg/kg im setengah jam sebelum operasi atau dengan neurolep analgesia : droperidol 0,1 – 0,15 mg/kgiv + pethidin 1 mg/kg iv atau fentanil 1-2ug/kg iv. Monitor Komplikasi pasca anestesi 

1. General anestesi :  Induksi : pentotal 4 – 5mg/kg iv atau propofol 2 – 2,5 mg/kg iv§  Pelumpuh otot : suksinilkolin 1 – 1,5 mg/kg iv, atrakurium 0,5mg/kgiv,§ vecuronium 0,1 mg/kg iv atau rokuronium 0,6 mg/kg iv  Lidokain 2% 1,5 mg/kg iv atau fentanil1 – 2 ug/kg iv§  Rumatan anestesi : N2O, O2 , isoflurane/sevoflurane, atrakurium /§ vecuronium 
2. Regional Anestesi : Dapat dilakukan sebelumnya di loading cairan dahulu 10 – 15 cc/kg bb.  dapat terjadi herniasi otak karena kebocoran®Hindari spinal anestesi  LCS akibat peningkatan TIK Tekanan darah, Nadi, EKG,produksi urine, dan perdarahan 

Persiapan Operasi Pemeriksaan pre operasi : 
1. EKG 
2. Foto thorak 
3. BGA 
4. Laboratorium : • Homeostasis glukosa : gula darah • Metabolisme bilirubin : bilirubin • Sintesa protein : Albumin • Sintesa protrombine : jumlah protrombin dan protrombin time • Liver function test : SGOT, SGPT, LDH, alkaliphospatase • Darah : Hb, lekosit, diff count, CT, BT • Auto antigen : HbSAg • Fungsi ginjal : Ureum, creatinin, dan elektrolit Koreksi bila terdapat : • Hipoglikemia : beri dextrose 5% • Hiperbilirubinemia : bila > 20 mg% berikan manitol 20% : 0,25 - 1 g/kg per drips sampai diuresis > 50 ml/jam
• Hipoalbuminemia : bila < 3 g% berikan albumin 25% • Drfisiensi protrombin : vit K injeksi 10 – 20 mg im tiap 6 jam • Gangguan elektrolit • Gangguan asam basa • Ureum creatinin meninggi : dialisa Tehnik anestesi Monitor Komplikasi Atasi : • Ascites : diuretika atau parasintesis • Perdarahan GIT bagian atas : endoskopi • Anemia : transfusi • Terapi kortikosteroid : berikan hidrokortison 


1. Regional anestesi : Jika tidak terdapat gangguan koagulasi 
2. General anestesi : • Hindari : obat depresi HBF ( hepatic blood flow ) hepatotoksik, obat yang di metabolisme dan ekskresi oleh hepar • Hindari : succinilkolin, karena defisiensi kolinesterase  hepatotoksik®• Hindari : Halotan  • Premedikasi : atropin, benzodiasepin • Induksi : Ketamine 1 mg/kg iv dan atracurium 0,5mg/kg iv • Maintenance : Ketamin drips, O2 , atracurium Tekanan darah, Nadi, EKG, dan urine out put Hepatorenal syndrome, enchepalopati, hipoglikemia 

Persiapan pre operasi Tehnik anestesi 
1. Aspirasi isi lambung 
2. Dapat terjadi Mendelsons syndrome : pH< 2,5 dan volume > 0,4ml/kg
3. Particulate material dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas

1. Pasang nasogastric tube
2. Berikan H2 antagonis: simetidin 300mg iv

1. Regional anestesi
2. General anestesi : Rapid induction atau awake intubation. Ekstubasi harus sadar penuh

Tehnik rapid induction :
a. Pre oksigenasi : 3 – 5 menit , flow 7 liter/mnt
b. Prekurarisasi : dengan non depolarisasi muscle relaksan
c. Induksi : setelah tertidur lakukan cricoid pressure ( sellick’s manuver )
d. Suksinilkolin 1 – 1,5 mg/kg iv dan jangan diinflasi
e. Intubasi, setelah terpasang ETT cricoid pressure dihentikan.

No comments:

Post a Comment