Wednesday 7 February 2018

PENATALAKSANAAN ANESTESI UMUM

PENATALAKSANAAN ANESTESI UMUM

Anestesi umum adalah merupakan tindakan medis dengan memberikan obat-obatan yang mengakibatkan penderita tidak sadar yang bersifat sementara.

Menghilangkan rasa nyeri yang diakibatkan oleh suatu tindakan pembedahan
1. Melakukan tindakan anaesthesiologi pada pasien yang akan dilakukan operasi di ruang instalasi bedah sentral baik elektif / terencana maupun emergency.
2. Tindakan perawatan dari persiapan hingga melakukan pengawasan selama pasien belum sadar secara penuh.
3. Memberikan obat-obatan anestesi bila diperlukan baik dalam persiapan, selama maupun pasca pembedahan sesuai perintah dokter anestesi.


I. OPERASI ELEKTIF


PERSIAPAN OPERASI


A. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam anamnesa :
1. Identifikasi pasien , misal: nama,umur, alamat, pekerjaan dll
2. Pernyataan persetujuan untuk anestesi yang ditandatangani oleh pasien atau wali
3. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita yang mungkin dapat menjadi penyulit dalam anestesi, antara lain : penyakit alergi, penyakit paru-paru kronik ( asma bronkial, bronkitis ), penyakit jantung, hipertensi, penyakit hati dan penyakit ginjal.
4. Riwayat obat-obat yang sedang atau telah digunakan yang mungkin menimbulkan interaksi dengan obat-obat anestesi.

5. Riwayat operasi dan anestesi yang pernah dialami pada waktu yang lalu, berapa kali dan selang waktu. Apakah saat itu mengalami komplikasi, seperti: lama pulih sadar, memerlukan perawatan intensif pasca bedah, dll.
6. Kebiasaan buruk sehari-hari yang mungkin dapat mempengaruhi jalannya anestesi, seperti : merokok, minum minuman beralkohol, pemakai narkoba.

B. PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan fisik rutin meliputi: keadaan umum, kesadaran, anemis / tidak, BB, TB, suhu, tekanan darah, denyut nadi, pola dan frekuensi pernafasan.
• Dilakukan penilaian kondisi jalan nafas yang dapat menimbulkan kesulitan intubasi



C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Darah : Hb, Ht, hitung jenis lekosit, golongan darah, waktu pembekuan dan perdarahan
• Urine : protein, reduksi, sedimen
• Foto thorak : terutama untuk bedah mayor
• EKG : rutin untuk umur > 40 tahun
• Elekrolit ( Natrium, Kalium, Chlorida )
• Dilakukan pemeriksaan khusus bila ada indikasi ,misal:
 EKG : pada anak dan dewasa
 < 40tahun dengan tanda-tanda penyakit kardiovaskuler.  Fungsi hati ( bilirubin, urobilin dsb ) bila dicurigai adanya gangguan fungsi hati.  Fungsi ginjal (ureum, kreatinin ) bila dicurigai adanya gangguan fungsi ginjal.


PERSIAPAN DI HARI OPERASI
1. Pengosongan lambung, penting untuk mencegah aspirasi isi lambung karena regurgitasi / muntah. Untuk dewasa dipuasakan 6-8 jam sebelum operasi , sedang anak / bayi 4-5 jam. 
2. Tentang pemberian cairan infus sebagai pengganti defisit cairan selama puasa, paling lambat 1 jam sebelum operasi (dewasa) atau 3 jam sebelum operasi , untuk bayi / anak dengan rincian : * 1 jam I : 50% * 1 jam II : 25% * 1 jam II : 25 % 
3. Gigi palsu / protese lain harus ditanggalkan sebab dapat menyumbat jalan nafas dan mengganggu. 4. Perhiasan dan kosmetik harus dilepas /dihapus sebab akan mengganggu pemantauan selama operasi. 
5. Pasien masuk kamar bedah memakai pakaian khusus, bersih dan longgar dan mudah dilepas 
6. Mintakan ijin operasi dari pasien atau keluarganya 

PENATALAKSANAAN 
1. Sudah terpasang jalur / akses intravena menggunakan iv catheter ukuran minimal 18 atau menyesuaikan keadaan pasien dimana dipilih ukuran yang paling maksimal bisa dipasang. 
2. Dilakukan pemasangan monitor tekanan darah, nadi dan saturasi O2 
3. Dilakukan pemeriksaan fisik ulang, jika ditemukan perubahan dan tidak memungkinkan untuk dilakukan pembedahan elektif maka pembedahan dapat ditunda untuk dilakukan pengelolaan lebih lanjut.
 4. Jika pasien gelisah /cemas diberikan premedikasi :  Midazolam dosis 0,07 – 0,1mg/kgBB ivv  Pada anak SA 0,01–0,015 mg/kgBB + midazolam 0,1mg/kgBB + ketamin 3 –v 5mg/kgBB im atau secara intra vena SA 0,01 mg/kgBB + midazolam 0,07 mg/kgBB
 5. Sebelum dilakukan induksi diberikan oksigen 6 liter/menit dengan masker ( pre oksigenasi ) selama 5 menit. 
6. Obat induksi yang digunakan secara intravena : 1. Ketamin ( dosis 1 – 2 mg/kgBB ) 2. Penthotal (dosis 4 – 5 mg/kgBB ) 3. Propofol ( dosis 1 – 2mg/kgBB )
 7. Pada penderita bayi atau anak yang belum terpasang akses intravena, induksi dilakukan dengan inhalasi memakai agent inhalasi yang tidak iritasi atau merangsang jalan nafas seperti halothane atau sevoflurane.
 8. Selama induksi dilakukan monitor tanda vital ( tekanan darah, nadi maupun saturasi oksigen ) 
9. Pada kasus operasi yang memerlukan pemeliharan jalan nafas, dilakukan intubasi endotracheal tube.
 10. Pemeliharaan anestesi dilakukan dengan menggunakan asas trias anestesia ( balance anaesthesia ) yaitu : sedasi, analgesi, dan relaksasi 
11. Pemeliharaan anestesi dapat menggunakan agent volatile ( halothane, enflurane, maupun isoflurane ) atau TIVA ( Total Intravena Anestesia ) dengan menggunakan ketamin atau propofol. 
12. Pada pembedahan yang memerlukan relaksasi otot diberikan pemeliharaan dengan obat pelumpuh otot non depolarisasi. 
13. Ekstubasi dilakukan setelah penderita sadar. 
14. Setelah operasi penderita dirawat dan dilakukan pengawasan tanda vital secara ketat di ruang pemulihan. 
15. Penderita dipindahkan dari ruang pemulihan ke bangsal setelah memenuhi kriteria ( Aldrete score > 8 untuk penderita dewasa atau Stewart Score > 5 untuk penderita bayi / anak )
16. Apabila post-operasi diperlukan pengawasan hemodinamik secara ketat maka dilakukan di ruang intensif ( ICU ).

II. OPERASI DARURAT ( EMERGENCY )
1. Dilakukan perbaikan keadaan umum seoptimal mungkin sepanjang tersedia waktu.
2. Dilakukan pemeriksaan laboratorium standard atau pemeriksaan penunjang yang masih mungkin dapat dilakukan.
3. Pada operasi darurat, dimana tidak dimungkinkan untuk menunggu sekian lama, maka pengosongan lambung dilakukan lebih aktif dengan cara merangsang muntah dengan apomorfin atau memasang pipa nasogastrik.
4. Dilakukan induksi dengan metode rapid squence induction menggunakan suksinil kolin dengan dosis 1 – 2 mg /kgBB.
5. Pemeliharaan anestesi dan monitoring anestesi yang lainnya sesuai dengan operasi elektif.

No comments:

Post a Comment