Wednesday 12 September 2012

LP HARGA DIRI RENDAH


LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

I.  Masalah Utama
            Gangguan interaksi sosial : menarik diri.

II. Proses Terjadinya Masalah
A.    Definisi
Menarik diri adalah merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, selain itu menarik diri merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri) (Stuart dan Sundeen 1995).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Ranlin 1996).
Perilaku menarik diri adalah suatu usaha menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak menyadari kesempatan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain (Budi Ama Kelit, 1999).
B.     Etilogi
Harga diri rendah (HDR)
C.     Tanda dan Gejala
1.      Apatis
2.      Ekspresi wajah sedih
3.      Afek tumpul
4.      Menghindar dari orang lain
5.      Klien tampak memisahkan diri dari orang lain
6.      Komunikasi kurang
7.      Kontak mata kurang
8.      Berdiam diri
9.      Kurang mobilitas
10.  gangguan pola tidur (tidur berlebihan)
11.  Posisi tidur seperti janin
12.  Kemunduran kesehatan fisik
13.  Kurang memperhatikan perawatan diri
D.    Mekanisme Sebab Akibat
Penyebab: HDR yang kronis.
Mekanisme : harga diri klien yang rendah menyebabkan klien merasa malu                                       sehingga klien lebih suka menyendiri dan selalu  menghindari orang lain. Pasien mengurung diri sehingga ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak realistic.

Akibat : Halusinasi
Mekanisme : Menarik diri pada individu dapat mengakibatkan perubahan persepsi sensori halusinasi. Hal ini disebabkan karena dengan menarik diri klien hanya menerima rangsangan internal dengan imajinasi yang berlebihan.

III. Daftar masalah
Data fokus
Masalah
Etiologi
DO :
-      berbicara dan tertawa sendiri.
-      bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu.
-      berhenti bicara ditengah kalimat seperti mendengar sesuatu.
-      disorientasi
DS : klien mengatakan:
-          mendengar suara-suara
-          melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
-          mencium bau tanpa stimulus

DO :
-          tidur berlebihan
-          kurang memperhatikan lingkungan
-          kegiatan menurun
-          mobilitas kurang
-          pasien tampak diam, melamun dan menyendiri
DS:
-          klien mengatakan lebih senang menyendiri dari pada berhubungan dengan orang lain
DO :
-          klien tampak lebih suka sendiri
-          bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan
-          ingin mencederai diri atau mengakhiri hidup

DS :
-          klien mengatakan “saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh tidak tau”
-          klien mengkritik diri sendiri
-          mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri


Perubahan persepsi sensori  (halusinasi)


















Gg. interaksi sosial = menarik diri














Harga diri rendah
Masalah

Sterssor


 


Koping individu tidak efektif



Isolasi sosial



Halusinasi















Harga diri rendah


Malu


 


Menyendiri


 


Menghindari orang lain


 



Isolasi sosial = menarik diri









Stressor
 


Mekanisme koping tidak adekuat


Masalah tidak dapat terselesaikan


 


               
                 Malu
 


Merasa tidak berguna


 



Harga diri rendah

@ Pohon Masalah
Perubahan persepsi sensori
 


                                      Isolasi sosial = menarik diri


 




  Harga diri rendah situasional


                                                                                             (Keliat : 1996)

IV. Diagnosa Keperawatan
1.      Perubahan persepsi sensori = halusinasi b/d menarik diri
2.      Isolasi sosial = menarik diri b/d harga diri rendah


V. Fokus Intervensi
            DP 1  : Perubahan persepsi sensori = halusinasi b/d menarik diri
            TUM : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
            TUK  : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
                        Kriteria Hasil:
Expresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
                        Intervensi:
# Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip     komunikasi terapeutik:
-                Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
-                Perkenalkan diri dengan sopan
-  Tanyakan nama lengkap kloien dan nama panggilan      (kesukaan) klien
-                Jelaskan tujuan pertemuan
-                Jujur dan menepati janji
-                Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
-                Ciptakan lingkungan yang tenang dan bersahabat

No comments:

Post a Comment