LAPORAN PENDAHULUAN MENARIK DIRI
I.
MASALAH
UTAMA
Isolasi sosial : Menarik
diri.
II.
PROSES
TERJADINYA MASALAH
A.
Pengertian.
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. Selain itu menarik diri merupakan suatu
tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan
sosial secara langsung (isolasi diri) (Stuart dan Sundeen, 1995).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlin,
1996).
Perilaku menarik diri
adalah suatu usaha menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan
akrabdan tidak menyadari kesempatan untuk berhubungan secara spontan dengan
orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada
perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain (Budi Anna
Keliat, 1999).
B.
Etiologi.
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
C.
Tanda dan Gejala
1. Apatis
2. Ekspresi
wajah sedih
3. Afek
tumpul
4. Menghindar
dari orang lain
5. Klien
tampak memisahkan diri dengan orang lain
6. Komunikasi
kurang
7. Kontak
mata kurang
8. Berdiam
diri
9. Kurang
mobilitas
10. Gangguan
pola tidur (Tidur berlebihan/ kurang tidur)
11. Mengambil
posisi tidur seperti janin
12. Kemunduran
kesehatan fisik
13. Kurang
memperhatikan keperawatan diri
D.
Mekanisme Sebab Akibat
Harga diri rendah yang kronis
o
Pengertian
:
Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap
diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, yang dapat
diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Towsend, M.C. 1998).
Harga diri klien yang rendah menyebabkan klien
merasa malu sehingga klien lebih suka sendiri dan selalu menghidari orang lain.
Pasien mengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir
yang tidak realistic.
o
Tanda dan Gejala
1. Mengejek
dan mengkritik diri sendiri
2. Merendahkan
atau mengurangi martabat diri sendiri
3. Rasa
bersalah atau khawatir
4. Manifestasi
fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat.
5. Menunda
dan ragu dalam mengambil keputusan
6. Gangguan
berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
7. Menarik
diri dari realitas
8. Merusak
diri
9. Merusak
atau melukai orang lain
10. Kebencian
dan penolakan terhadap diri sendiri.
o
Akibat :
Perubahan persepsi sensori
: Halusinasi
-
Pengertian
Halusinasi adalah persepsi
panca indra tanpa ada rangsangan dari luaryang dapat mempengaruhi semua sistem
penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu baik. (Carpenito,
1996).
Menarik diri pada individu dapat mengakibatkan
perubahan persepsi sensori : halusinasi. Hal ini dusebabkan karena
dengan menarik diri, klien hanya menerima rangsangan internal dengan imajinasi
yang berlebihan.
-
Tanda dan Gejala
1.
Melirikkan
mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang sedang berbicara
2.
Mendengarkan
dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang berbicara atau kepada
benda mati seperti mebel, tembok dll
3.
Menggerak-gerakkan
mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab suara
4. Duduk menyendiri
III. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
Data Obyektif :
- Berbicara
dan tertawa sendiri
- Bersikap
seperti mendengar atau melihat sesuatu.
- Berhenti
berbicara di tengah kalimat seperti mendengar sesuatu.
- Duduk
menyendiri
- Dissorientasi.
Data Subyektif
-
Pasien
mengatakan : Mendengar suara – suara, melihat gambaran tanpa adanya stimulasi
yang nyata, mencium bau tanpa stimulasi.
2. Isolasi sosial : menarik diri
Data Obyektif :
- Tidak
memeprdulikan lingkungan.
- Kegiatan
menurun, mobilitas kurang.
- Klien
tampak diam, melamun dan menyendiri.
- Menghindar
dari orang lain
- Komunikasi
kurang
- Kontak
mata kurang
Data Subyektif
-
Klien
mengatakan lebih suka sendiri daripada berhubungan dengan orang lain.
3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Data Obyektif :
- Perasaan
malu terhadap diri sendiri.
- Rasa
bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik diri).
- Merendahkan
martabat.
- Gangguan
hubungan social, menarik diri, lebih suka sendiri.
- Percaya
diri kurang (sukar mengambil keputusan)
- Menciderai
diri akibat harga diri rendah serta tatapan yang suram.
-
Klien tampak lebih suka menyendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, menciderai diri/mengakhiri kehidupan.
Data Subyektif
Klien
mengatakan saya tidak bisa, saya tidak mampu, bodoh tidak tau apa – apa,,
klien mengungkapkan rasa malu terhadap
diri sendiri.
IV. POHON MASALAH


Gangguan konsep diri Harga diri rendah situasional Penyebab
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Perubahan
persepsi sensori : halusinasi b/d menarik diri.
2.
Isolasi
sosial : menarik diri b/d harga diri
rendah.
VI. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan : Perubahan persepsi sensori :
halusinasi b/d menarik diri.
A.
Tujuan umum
Tidak terjadi perubahan persepsi sensori :
halusinasi.
B.
Tujuan khusus
1. Dapat membina hunbungan
saling percaya.
§
Kriteria evaluasi :
-
Ekspresi wajah beersahabat, menunjukkan rasa
senang, adanya kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau
menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah
yang dihadapi.
§
Intervensi Keperawatan :
a. Bina
hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi teraupetik.
b. Sapaklien
dengan ramah baik vebal maupun nonb verbal.
c. Perkenalkan
diri dengan sopan
d. Tanyakan
nama lengkap klien dan nama kesukaan klien.
e. Jelaskan
tujuan pertemuan.
f. Jujur
dan menepeti janji.
g. Tunjukkan
sikap empati dan menerima klien apa adanya.
h. Ciptakan
lingkungan yang tenang dan bersahabat.
i.
Beri perhatian dan penghargaan : temani klien
walau tidak menjawab.
j.
Dengarkan dengan empati beri kesempatan bicara,
jangan buru – buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti
pembicaraan klien.
Rasionalisasi :
Hubungan
saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya
2.
KLien
dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
§ Kriteria
evaluasi :
-
KLien
dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
§ Intervensi
keperawatan :
a.
Kaji
pengetahuan klien tantang perilaku menarik diri dan tanda – tandanya.
b.
Beri
kesempatan pada klien untuk mengungkapkan pearasaan penyebab menarik diri tidak
mau bergaul.
c.
Diskusikan
pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda serta penyebab yang muncul.
d. Berikan reinforcement positif terhadap
kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya.
Rasionalisasi :
- Diketahuinya
penyebab akan dapat dihubungkan dengan factor presipitasi yang dialami klien.
3. KLien
dapat menyebabkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila
tidak berhubungan dengan orang lain.
§ Kriteria
Evaluasi :
-
KLien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan
dengan orang lain dan kerugian berhubungan dengan orang lain.
§ Intervensi
Keperawatan :
a.
Kaji pengetahuan klien tentang manfaat
keuntungan berhubungan dengan orang lain serta kerugiannya bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
b.
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya tentang berhubunagn dengan orang lain
c.
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaan tentang kerugian bila tidak berhubungan denagn orang lain.
d.
Diskusikan bersama tentan keuntungan berhubungan
denagn orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
e.
Beri reinforcement positif terhadapo kemampuan
mengungkapkan pearasaan tentang keuntungan berhubunagn dengan orang lain dan
kerugian bila tidak berhubungan denagn orang lain.
Rasionalisasi :
-
Mengidentifikasi
sejauh mana keuntunagn yang klien rasakan bila berhubungan dengan orang lain.
-
Mengidentuifikasi kerugian yang klien rasakan
bila tidak berhubungan dengan orang lain.
4.
KLien
dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
§ Kriteria
evaluasi ;
-
Klien dapat mendemonstrasikan hubunagn sosial
secara bertahap k-p, k-p-p lain, k-p-p lain-k lain, k-p-kel/kelompok
masyarakat.
§ Intervensi
Keperawatan :
a. Kaji
kemampuan klien membina hubunagn dengan orang lain.
b. Dorong
dan Bantu klien berhubungan dengan orang lain melalui tahap k-p, k-p-p lain,
k-p-p lain-k lain, k-p-kel/kelompok masyarakat.
c. Beri
reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai.
d. Bantu
klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungn.
e. Diskusikan
jadwal harian yang daopat dilaukan bersama klien dalam mengisi waktu luang.
f. Memotivasi
klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.
g. Beri
reinfgorcement atas kegiatan klien dalam ruangan.
Rasionalisasi :
-
KLien harus dicoba berinteraksi secara bertahap
agar terbiasa membina hubungan yang sehat dengan orang alain
-
Mengevaluasi manfaat yang dirasakan klien
sehingga timbul motivasi untuk berinteraksi.
5. KLien
dapat mengunngkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
§ Kriteria
evaluasi :
-
KLien dapat mengungkapkan perasaan setelah
berhubungan dengan orang lain untuk diri sendiri dan orang lain.
§ Intervensi
Keperawatan :
a. Dorong
klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengn orang lain.
b. Diskusikan
dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungn dengan orang lain.
c.
Beri
reinforcement atas kemampuan klien mengungkapkan perasaanya berhubungan dengan
orang lain.
Rasionalisasi :
-
Ungkapan perasaan klien bila berhubungan dengan
orang lain akan sangat membantu klien memahami manfaat berhubungan dengan orang
lain.
6. KLien
dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga mampu mengembangkan
kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.
§ Kriteria
evaluasi :
-
Keluarga dapat Menjelaskan perasaannya, Menjelaskan cara mearawat klien menarik diri,
mendemontrasikan cara perawatan klien menarik diri, berpartisipasi dalam
perawatan klien menarik diri.
§ Intervensi
Keperawatan :
a. Bina
hubungan saling percaya denagn keluarga : salam, perkenalkan diri, sampaikan
tujuan, buat kontrak eksplorasi perasaan keluarga.
b. Diskusikan
dengan anggota keluarga tentang : Perilaku menarik diri, penyebab perilaku
menarik diri, akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak
ditanggapi, cara keluarga menghadapi klien menarik diri.
c. Dorong
anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali
seminggu.
d. Anjurkan
anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan
orang lain.
e. Beri
reinforcement atas hal – hal yang telah dicapai keluarga.
Rasionalisasi :
-
Keluarga dapat membantu dan mendukung klien
untuk berhubungan dengan orang lain melalui keterlibatan keluarga dalam merawat
klien.
7.
Klien
dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
§ Kriteria
evaluasi :
-
Klien dapat minum obat dengan prinsip yang
benar.
-
Mengetahui efek obat dan mengkomunikasikan
dengan perawat jika terjadi keluhan.
§ Intervensi
Keperawatan :
a. Diskusikan
dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek samping minum obat)
b. Bantu
dalam mengguanakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis,
cara, waktu).
c. Anjurkan
klien untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
d. Beri
reinforcement positif bila klien menggunakan obat dengan benar.
Rasionalisasi :
- Dengan mengetahui prinsip yang benar dalam
menggunakan obat, akan meminimalkan terjadinya ketidakefektifan pengobatan atau
keracunan. Hal ini juga dimaksudkan
untuk memotivasi klien agar bersedia minum obat (patuh dalam pengobatan).
No comments:
Post a Comment